Sejarah Nama Indonesia, Rupiah dan Garuda

Belajar Sejarah Nama Indonesia, Rupiah dan Garuda

Semua orang pasti familiar dengan wisdom quote dari presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno, yang berbunyi “jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” atau yang disingkat JAS MERAH. Pesan dari bung Karno tersebut sepertinya sangat relevan dengan kondisi bangsa hari ini. Betapa tidak, bangsa Indonesia kini tengah diancam dengan perang saudara antara masing-masing unsur bangsa, setiap kelompok merasa dirinya paling hebat dan benar. Menggali sejarah merupakan kewajiban bagi setiap insan di muka bumi Indonesia, dan kali ini Prima Indisoft akan membantu Anda membuka kembali sejarah di Indonesia. Kali ini pembaca akan menemukan asal-usul nama Indonesia, sejarah mata uang rupiah dan sejarah lambang garuda.

Asal-Usul Nama Indonesia
Bendera Indonesia

Anda pasti sering mengucapkan kata ‘Indonesia’, namun tahukah Anda asal-usul nama Indonesia yang sebenarnya? Latar belakang kemunculan nama Indonesia bisa kita ikuti dari banyaknya literatur yang menjelaskan sebuah kepulauan di selatan Asia pada abad 19 yang lalu. Wilayah nusantara pada abad 19 yang lalu memiliki nama-nama yang berbeda, bagi bangsa Tiongkok, wilayah nusantara disebut dengan Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan), bangsa Arab menyebut wilayah nusantara dengan sebutan Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Namun bangsa Eropa dan wilayah-wilayah lainnya di dunia sering menyebut wilayah nusantara dengan sebutan Indian Archipelago (Kepulauan Hindia) karena mengacu pada wilayah Asia (Hindia) bagian selatan.

Dalam sebuah jurnal yang dikeluarkan oleh majalah JIAEA (Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia) pada tahun 1850 silam menyebutkan bahwa sudah saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia untuk memiliki  nama wilayah khusus, karena nama Hindia sangat identik dengan India. Jurnal yang ditulis oleh George Samuel Windsor Earl tersebut merekomendasikan nama Indunesia yang diambil dari kata Indu yang berarti Hindia dan Nesia yang berarti Kepulauan. Dalam jurnal tersebut, kolumnis lain bernama James Richardson Logan merekomendasikan nama Indonesia, dan membuang huruf ‘u’ yang direkomendasikan oleh Earl. Akhirnya nama Indonesia menjadi populer di kalangan akademisi pada saat itu.

Orang pribumi pertama yang mempopulerkan nama Indonesia adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) saat beliau dibuang ke Belanda dan mendirikan biro pers disana. Nama Indonesia akhirnya disepakati sebagai nama pemersatu pada kongres Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Nama Indonesia benar-benar resmi menjadi nama negara pada saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Sejarah Mata Uang Rupiah
Sejarah Uang Rupiah

Mata uang rupiah sering diidentikan sebagai turunan mata uang rupee dari India, padahal bukan. Adi Pratomo, seorang sejarawan mengatakan bahwa rupiah lebih mengacu pada kata rupia dari bahasa Mongol yang berarti perak, dengan tambahan ‘h’ seperti pelafalan orang Jawa. Pada awal kemerdekaan, mata uang yang dipakai adalah mata uang ORI. Baru pada tahun 1947, rupiah pertama kali diperkenalkan oleh gubernur provinsi Sumatera. Tahun 1949, rupiah akhirnya resmi digunakan sebagai mata uang Indonesia.

Sejarah Lambang Garuda
Lambang Garuda

Anda pasti sangat familiar dengan lambang Garuda Pancasila sebagai lambang resmi negara, namun tahukah Anda sejarahnya? Pada masa pra kemerdekaan, garuda merupakan mahluk yang sering disebut-sebut dalam cerita rakyat, dan garuda juga sering ditemukan pada candi-candi di pulau Jawa. Pasca proklamasi kemerdekaan, Bung Hatta memerintahkan Menteri Priyono untuk membuat sayembara pembuatan lambang negara, akhirnya yang terpilih adalah lambang negara buatan Sultan Hamid II. Namun karya Sultan Hamid II belum sebelumnya sempurna, presiden Seokarno memerintahkan pelukis istana bernama Dullah untuk menambahkan jambul pada kepala garuda.

 

Dapatkan akses unlimited game pembelajaran, video tutorial yang menarik, latihan soal dan ujian, video online, materi pelajaran yang bisa didownload dan dicetak, dengan menjadi member Premium kami. Daftar di sini

× Ada yang bisa kami bantu?