Sering debat atau adu argumen ?
Pasti sering donk dengar argumen-argumen yang bikin “gedek” ?
Misalnya :
Jelas-jelas ada tulisan “Kawasan Bebas Rokok”
Lalu ada yang merokok, dan ketika ditegur orang itu menjawab :
” Inikan kawasan bebas rokok, berarti gw bebas donk ngerokok ! ”
atau
Sebuah blog menulis bahwa apel mengandung sianida 0,02%
Bantahan : kalau apel benar mengandung sianida, maka semua yang makan apel sudah pasti mati.
Jawaban-jawaban ataupun argumen ngaco itu terjadi karna yang namanya “LOGICAL FALLACY” atau “KESALAHAN BERPIKIR SEHAT”
Nah, masalahnya argumen dan penarikan kesimpulan yang “ngaco” itu bakal sering kamu dapatkan karna tipenya ada banyak. Dan bakalan sering keluar ketika masa-masa genting memilih penjurusan (IPA, IPS, atau Bahasa) ataupun fakultas (kedokteran, teknik, komputer, ekonomi, hukum, dll).
Team primaindisoft rangkumin beberapa logical fallacy yang sering keluar ketika momen krusial memilih jurusan :
1. PENGALAMAN PRIBADI
(Anecdotal Fallacy)
Kesalahan ini terjadi ketika kita mengabaikan data-data statistik maupun penelitian yang telah melibatkan ribuan sampel, lalu lebih berpegang pada pengalaman satu-dua orang saja.
Contohnya adalah ketika bingung setelah tamat SMA mau lanjut kuliah atau “enggak” ….
Buat apa sekolah atau cape-cape lanjutin kuliah, lihat saja banyak kok orang sukses yang “gak” kelar sekolahnya !
Padahalkan, fakta di lapangan lebih banyak orang yang sukses karena menuntut ilmu setinggi-tingginya. Tapi karena 1-2 orang, kita melupakan jutaan orang sukses lainnya.
2. ROMBONGAN KERETA
(Bandwagon)
Kesalahan ini terjadi ketika kita menganggap sesuatu itu benar hanya karena banyak orang juga mempercayai atau melakukan hal yang sama.
Contohnya adalah :
Budi : “ Kayaknya paling asik masuk kelas IPA, soalnya aku demen ama biologi. Kalian juga lebih cocok di IPA deh, nilai kimia kalian bagus-bagus. ”
Chintya : “ Tapi biologi bosenin loh, mending masuk IPS biar nanti bisa jadi sarjana hukum ”
Denis : “ Iya setuju ama Chintya, enakan IPS”
Budi : “ Iya sih, sebenarnya gak gitu demen-demen amat ama biologi dan kurasa juga enakan IPS “
Budi berubah pikiran hanya karena mayoritas tidak sependapat.
Pola pikir yang menentukan pilihan agar sama seperti pilihan mayoritas inilah yang harus dihindari. Pertahankan pilihan yang dirasa merupakan terbaik.
3. PENGIKUT
(Argumentum ad Populum)
Kesalahan ini terjadi ketika kita menganggap sesuatu itu benar karena orang yang melakukan kesalahan jumlahnya banyak
Contohnya adalah :
Budi : “ Kok kau gak lanjut kuliah ? Nilai SNMPTN mu kan cukup bagus. “
Tommy : “ Hidup harus dinikmatin bro, jangan belajar mulu. Anak-anak lain juga banyak yang mending santai ngegame di warnet abis lulus SMA. ”
Pola pikir Tommy yang mengikuti kesalahan teman sebayanya hanya karna teman sebayanya banyak yang melakukan kesalahan yang sama.
4. PENALARAN BERPUTAR
(Circular Reasoning)
Kesalahan ini terjadi ketika argumen kita mengandung asumsi atau pembuktian yang berputar.
Contohnya adalah :
Masuk IPA lebih bagus daripada masuk IPS karena IPS gak lebih bagus dari IPA
IPS gak lebih bagus daripada IPA karena masuk IPA lebih bagus daripada IPS
Jadi berbicara atau berargumen dengan yang kayak gini mending siap mental, karena apa yang dia omongin itu muter-muter.
5. AD HOMINEM
Kesalahan ini terjadi ketika kita tidak membantah isi argumen, melainkan justru menyerang hal-hal pribadi lawan yang tidak ada hubungannya dengan argumen yang sedang dibicarakan.
Contohnya adalah :
Wati : “ Tapi ma, aku lebih suka masuk IPS karna di IPA nilai kimiaku kurang baik. Masuk IPS juga saran yang diberikan Bu Anita padaku“
Ibunda Wati : “ Kamu harus masuk IPA ! Bu Anita bilang kamu masuk IPS aja karna dia guru ekonomi ! “
6. AMBIGU
Kesalahan ini terjadi ketika kita mencari-cari celah pada kata atau kalimat yang bersifat ambigu/ bisa diartikan lain.
Contohnya adalah :
Papan tulisan di dalam sekolah tertulis :
Selama menjadi siswa SMA Karya Negara, semua siswa wajib menjunjung tinggi nilai Pancasila
Persepsi siswa : “ Berarti kalau sudah lulus dari SMA Karya Negara, boleh jadi berandal “
7. KESALAHAN ARGUMEN
(Argument from Fallacy/ Fallacy Fallacy) Kesalahan ini terjadi ketika kita menemukan klaim yang memiliki kesalahan argumen, kemudian kita menganggap bahwa klaimnya juga pasti salah secara keseluruhan. Padahal bisa saja klaim itu benar karena ada alasan-alasan lainnya.
Contohnya adalah :
Dewi : “ Ma, aku gak mau ambil jurusan IPA, karena banyak orang yang penting dan sukses justru orang dari jurusan IPS. Contohnya tetangga kita kayak Bu Susi, Pak Daud, dan Om Siswo.
Ibunya Dewi : “ Justru Bu Susi itu dari jurusan IPA, makanya kalau mau sukses ambil jurusan IPA
8. BEBAN PEMBUKTIAN
(Burden of Proof)
Kesalahan ini terjadi ketika kita tidak menyediakan bukti atas klaim kita, melainkan justru meminta lawan untuk mencari bukti bahwa klaim kita salah.
Contohnya adalah :
Ferry : “ Sebaiknya kita tidak memilih jurusan IPA, karena telah diteliti bahwa jurusan IPA menghasilkan lebih banyak pengangguran yang malas dan tidak siap saing”
Wati : “ Buktinya apa ? “
Ferry : “ Coba aja sendiri masuk ke IPA, bener apa gak nya. “
9. MEMETIK CERI
(Cherry Picking)
Kesalahan ini terjadi ketika kita sengaja memilah bukti yang menguntungkan argumen kita, sambil menyembunyikan bukti lain yang melemahkan.
Contohnya adalah :
“ Mari kita lihat testimoni-testimoni anak didik bimbel VWXYZ yang berhasil masuk ke Fakultas Kedokteran ! “
Padahal ada ratusan anak didik bimbel VWXYZ yang gagal masuk Fakultas Kedokteran baik belum bimbel maupun sudah bimbel di VWXYZ.
10. CONDONG PADA PERASAAN
(Appeal to Emotion)
Kesalahan ini terjadi ketika kita tidak memberikan argumen yang rasional, melainkan emosional semata, baik itu perasaan sedih, takut, kasihan, tidak tega, dan sebagainya.
Contohnya adalah :
Gebby : “ Ma, aku mau masuk IPA aja deh, kalau IPS aku kurang suka ama yang namanya sosiologi “
Mamanya Gebby : “ Apa ? IPA ? Kamu uda gak sayang mama ya !? Apa kata orang nanti kalau ada bagian keluarga kita yang gak jadi pengacara !! “
Bayangkan perasaan dan dilema Gebby antara kesal tapi gak mau menyakiti ibunya.
Sebagai seorang anak, Gebby hanya ingin 2 hal, masuk IPA atau alasan bagus dan masuk akal mengapa harus masuk IPS…
11. HITAM PUTIH
(Black or White)
Kesalahan ini terjadi ketika kita membuat asumsi di awal bahwa hanya ada dua pilihan atau kemungkinan saja. Sementara bisa jadi masih banyak kemungkinan lainnya.
Contohnya adalah :
Toni : “ Aduh kok kamu gak paham juga ya kalau Fakultas Kedokteran prospek masa depannya paling bagus ! “
Rudi : “ Kedokteran mahal, dan udah terlalu banyak dokter ! Masuk Fakultas Sipil masa depannya cerah ! “
– Toni dan Rudi pun ribut –
Padahal masih banyak fakultas lainnya yang masa depan karirnya pun cerah.
12. SEBAB PALSU
(False Cause)
Kesalahan ini terjadi ketika kita menyimpulkan sebab suatu kejadian secara keliru.
Contohnya adalah :
Data jumlah pengangguran di Indonesia dan jumlah lulusan perguruan tinggi swasta berbanding lurus.
Kesimpulan : Perguruan tinggi swasta menyumbang dan mempengaruhi jumlah pengangguran ! Maka pilihan terbaik adalah masuk perguruan tinggi negeri.
Padahal kita tidak bisa melihat baik buruknya perguruan tinggi swasta dari statistik seperti itu.
13. PERMOHONAN KHUSUS / Standar Ganda
(Special Pleading)
Kesalahan ini terjadi ketika kita membuat pengecualian dari standar umum yang kita gunakan sendiri. Kesalahan ini umumnya melibatkan standar ganda.
Contohnya adalah :
Reza : “ Pak Budi yang kaya itu adalah bukti nyata bahwa masuk IPS dan jadi broker saham merupakan pilihan terbaik “
Hendra : “ Tapi Pak Tono kaya raya padahal lulusan sastra SMA“
Reza : “ Pak Tono itu kan karna pandai ngatur uang dan rajin kerja, makanya kaya “
Padahal kalau mau jujur, maka akan dapat ditarik kesimpulan bahwa Pak Budi dan Pak Tono menjadi orang yang sukses adalah karena rajin bekerja
14. TAK ADA ORANG SKOTLANDIA SEJATI
(No True Scotsman)
Kesalahan ini terjadi ketika kita membuat kriteria sendiri mengenai suatu hal/ kelompok. Kemudian ketika kita menemukan ada anggota kelompok yang berperilaku tidak sesuai kriteria yang kita percayai, kita menuduhnya sebagai “bukan anggota kelompok yang sejati”.
Nama kesalahan ini diambil dari suatu contoh argumen kalau orang Skotlandia sejati tidak akan pakai gula di buburnya.
Contoh kasus ini sering terjadi di keluarga yang mau “mewariskan” pekerjaan ke anaknya.
Contoh :
Hendra Supeno : “ Ma, aku mau masuk IPA biar bisa jadi dokter “
Mamanya Hendra : “ Gak bisa ! Karna gak ada sejarahnya ada anggota keluarga Supeno tidak jadi pengacara! “
Dalam kasus Hendra, kita bisa melihat bahwa ego orang tua mengalahkan keinginan besar sang anak.
15. MENGEMIS PERTANYAAN
Begging the Question
Kesalahan ini terjadi ketika kita membuat asumsi untuk mempercayai A dengan bukti B, namun untuk percaya bukti dari B, kita harus percaya pada A.
Contohnya adalah :
Heru : “ TUHAN itu ada ! “
Budi : “ Bagaimana kamu tahu kalau TUHAN itu ada ? “
Heru : “ Karena kitab suci saya bilang begitu. “
Budi : “ Bagaimana kamu tahu kalau kitab sucimu itu benar ? “
Heru : “ Karena kitab suciku ditulis oleh TUHAN. “
Dalam dunia pedidikan hal ini sering terjadi, contohnya pada kasus :
Diki : “ Masuk fakultas teknik sepertinya berat dan tidak asik. “
Tian : “ Gak percaya ama omonganmu. Kau tahu dari mana ? “
Diki : “ Mamaku yang bilang. “
Tian : “ Mamamu tahu dari mana ? “
Diki : “ Aku bisa jamin mamaku tahu banyak hal. “
========================================================
Pada dasarnya IPA, IPS, fakultas teknik, bahasa, atau apapun itu bagus untuk masa depan kita, namun hanya bisa terjadi jika kita sebagai siswa mau serius untuk belajar.
Semoga kita (siswa maupun orang tua siswa) mampu lebih terbuka dan memiliki argumen yang kuat dan berdasar sehingga tidak ada yang namanya perselisihan berlarut dalam menentukan jurusan, fakultas, ataupun keputusan lanjut kuliah atau tidak.
Sekian artikel tentang logical fallacy, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Terimakasih sudah mampir untuk membaca.
Dapatkan akses unlimited game pembelajaran, video tutorial yang menarik, latihan soal dan ujian, video online, materi pelajaran yang bisa didownload dan dicetak, dengan menjadi member Premium kami. Daftar di sini