Ada Ujian yang Dianggap Jauh Lebih Menakutkan Dibanding Ujian Nasional
Indonesia akhirnya membuat kebijakan menghapus Ujian Nasional dan menyerahkan cara penentuan kelulusan kepada daerah masing-masing.
Dihapusnya ujian nasional menjadikan Indonesia tergabung dengan Jepang, Korea Selatan, Amerika, Jerman, dan Finlandia sebagai negara-negara yang tidak menerapkan ujian nasional sebagai penentu kelulusan. Meski tidak menerapkan ujian nasional, bukan berarti pelajar di Jepang, Korea, dan negara lainnya dapat santai dan tanpa tekanan. Di negara-negara tersebut, ada ujian yang dianggap jauh lebih menakutkan ketimbang ujian nasional.
Perbedaan Ujian di Indonesia dengan di Jepang
Di Jepang, setiap siswa SD yang telah belajar selama 6 tahun akan otomatis melanjutkan ke SMP terdekat. Walaupun ada ujian akhir sekolah tetapi pada dasarnya semua siswa akan otomatis naik ke SMP.
Begitu juga setelah 3 tahun di SMP, tidak ada ujian nasional. Siswa dapat masuk ke SMA favoritnya dengan syarat lolos ujian dengan passing grade yang ditetapkan oleh sekolah. Ujian dan soal-soalnya sendiri diselenggarakan oleh pemerintah provinsi sehingga soal antar provinsi berbeda-beda.
Di SMU juga tidak ada ujian penentu kelulusan. Yang ada adalah center test atau “senta shiken”. Shenta shiken adalah sebuah tes bagi siswa kelas 3 SMA yang ingin masuk ke universitas negeri di Jepang. Jika tidak memiliki minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri maka tes ini tidak perlu diikuti.
Senta shiken dilakukan serentak di seluruh Jepang dengan jenis soal yang sama. Tujuan senta shiken mirip seperti try out UN ataupun SNMPTN. Digunakan untuk menguji sejauh mana kesiapan dan kemampuan dasar siswa. Nilai dari senta shiken akan menjadi acuan bagi pelajar Jepang untuk memilih perguruan tinggi mana yang ujian masuknya akan mereka ikuti. Misalkan, jika skor senta shiken seorang pelajar adalah 70, maka dia sebaiknya tidak memilih Universitas Tokyo yang memiliki passing grade ujian masuk sekitar 90.
Perbedaan Ujian di Indonesia dengan di Korea
Hampir mirip dengan Jepang, di Korea juga tidak ada Ujian Nasional. Setelah menempuh 6 tahun di Sekolah Dasar, siswa akan otomatis lulus. Begitu pula setelah 3 tahun pendidikan di SMP dan SMA.
Lulus atau tidaknya siswa di Korea ditentukan oleh penilaian guru dan sekolah, bahkan untuk lulus di Korea tergolong mudah, yang sangat sulit adalah ujian masuk ke SMA ataupun Perguruan Tinggi favorit.
Ujian masuk ke perguruan tinggi favorit, atau yang biasa disebut “suneung”, adalah yang terpenting bagi siswa SMA di Korea. Suneung sangat menentukan karir dan masa depan seseorang karena suneung menjadi tolak ukur diterimanya seseorang di perguruan tinggi di Korea. Suneung menjadi sangat mengerikan bagi pelajar di Korea karena hampir semua perusahaan di Korea mencari pegawai yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi ternama Korea. Artinya, hasil suneung akan sangat mempengaruhi masa depan seseorang.
Perbedaan Ujian di Indonesia dengan di Finlandia
Pendidikan di negara ini menjadi begitu terkenal terutama karena tahun 2013 Finlandia dinobatkan sebagai “negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia”. Baru di tahun 2015, peringkat Finlandia turun ke peringkat 2 dunia di bawah Korea Selatan.
Finlandia tidak menerapkan ujian nasional sebagai penentu kelulusan. Penilaian kelulusan seorang siswa menjadi tugas dan tanggung jawab seorang guru. Untuk masuk ke perguruan tinggi di Finlandia tidak sesulit dan seketat Jepang dan Korea, kecuali untuk beberapa jurusan yang bergengsi seperti pendidikan guru.
Kelulusan siswa di Finlandia ditentukan oleh aspek-aspek seperti lengkapnya laporan ilmiah yang menjadi tugas sekolah, kelakuan baik, dan berbagai aspek lain menurut kebijaksanaan guru. Inilah mengapa profesi guru menjadi salah satu profesi yang sangat dihormati dan mendapat kedudukan tinggi di masyarakat Finlandia.
Perbedaan Ujian di Indonesia dengan di Malaysia
Di Malaysia, terdapat dua lembaga yang bertanggung jawab terhadap hasil belajar siswa, yaitu:
– The Malaysia Examination Syndicate yang mengelola ujian di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
– The Malaysia Examination Council yang mengelola ujian di tingkat sekolah menengah atas
Kelulusan siswa SD ditentukan berdasarkan Ujian Pelajaran Sekolah Rendah (UPSR/Primary School Evaluation) yang mencakup Bahasa Malaysia dan Bahasa Inggris, serta Matematika dan Sains. Ujian ini sifatnya lebih untuk melihat kelebihan dan kekurangan siswa, serta cara pemerintah mengetahui kualitas pendidikan Malaysia. Karenanya, hasil ujian ini tidak akan menghalangi siswa melanjutkan ke sekolah menengah tingkat pertama.
Ujian bagi siswa SMP diujikan oleh guru di sekolah. Guru dapat menilai apakah seorang siswa sudah layak melanjutkan sekolah ke tingkat SMA atau harus mengulang di bangku SMP.
Pada tingkat SMA, peserta didik wajib mengikuti Malaysian Certificate of Education Examination atau Sijil Pelajaran Malaysia (SPM). SPM berlangsung selama lima minggu dimana setiap mata pelajaran terdapat jeda waktu 3-4 hari. Hal ini berbeda dengan Indonesia dimana UN berlangsung selama tiga hari berturut-turut. SPM di Malaysia sangat mirip dengan ujian kenaikan kelas di Indonesia karena terdapat soal-soal esai dan ujian praktikum.
Seperti itulah perbedaan ujian di Indonesia dengan negara-negara lainnya. Bagaimana pendapatmu tentang penghapusan ujian nasional baru-baru ini? Apakah baik menurutmu, atau tidak?
Dapatkan akses unlimited game pembelajaran, video tutorial yang menarik, latihan soal dan ujian, video online, materi pelajaran yang bisa didownload dan dicetak, dengan menjadi member Premium kami. Daftar di sini