Berita di televisi sedang “hot” membahas persaingan 2 kandidat presiden Amerika Serikat, Hillary Clinton dan Donald Trump. Pembahasan tentang pemilu di Amerika semakin ramai tidak hanya di Amerika, namun juga di Indonesia, terutama setelah debat presiden yang diselenggarakan beberapa hari kemarin.
Walaupun sama-sama mengusung sistem pemerintahan republik, dan azas negara yang berlandaskan demokrasi nyatanya konsep pemilu di Amerika dan Indonesia sangatlah berbeda.
Secara garis besar, perbedaan antara pemilu Amerika dengan Indonesia adalah sebagai berikut :
– Pemilu di Indonesia diadakan setiap 5 tahun sekali untuk memilih presiden.
– Pemilu di Amerika diadakan setiap 2 tahun sekali, sementara pemilihan presiden diadakan setiap 2 pemilu.
Walaupun diselenggarakan setiap 2 tahun sekali tetapi, hanya setiap 2 tahun pemilu itu digunakan untuk pemilihan anggota DPR dan beberapa dari anggota senator dan 4 tahun sekali jabatan Presiden AS diperebutkan, dan pemilu yang inilah yang umumnya menarik perhatian dunia, contohnya Pemilu AS 2000 dan Pemilu AS 2004.)
– Pemilu di Indonesia diikuti oleh banyak partai dengan kekuatan yang relatif seimbang
– Pemilu di Amerika hanya diikuti oleh 2 partai, Republik dan Demokrat. Walaupun Amerika terbuka untuk adanya partai lain, dan diikuti partai lainnya, namun dominasi Republik dan Demokrat terlalu besar sehingga partai lainnya tidak memiliki pengaruh sama sekali.
– Di Indonesia, partai yang kalah dapat berkoalisi dengan partai yang menang, sehingga batas antara “pemenang pemilu” dengan “oposisi yang kalah pemilu” tidak begitu jelas.
– Di Amerika, partai yang kalah otomatis menjadi partai oposisi.
– Di Indonesia, capres ditentukan oleh ketua umum bersama dengan internal partai dan rapat koalisi.
– Di Amerika, capres ditentukan melalui konsensi partai yang diikuti oleh kader partai
Menurut hukum konstitusi Amerika Serikat, syarat calon presiden adalah :
– Minimal berumur 35 tahun.
– Tinggal di Amerika Serikat setidaknya selama 14 tahun.
– Berpasangan dengan wakil presiden dari negara bagian yang berbeda dengan presiden
– Seorang warga negara Amerika yang lahir di Amerika Serikat (artinya menutup kesempatan bagi siapapun yang tidak lahir di Amerika Serikat).
Walaupun dikatakan pemilihan umum di Amerika adalah negara yang paling menjunjung demokrasi, namun pemilu di Amerika tidaklah menghitung bulat hasil “mayoritas-minoritas”.
Dalam bahasa “simplenya” :
– Di Indonesia, pasangan Capres-Cawapres dengan perolehan suara terbanyak akan langsung dinobatkan sebagai pemenang pemilu
– Di Amerika, tidak langsung menang karena masih ada tahap electoral college.
Dalam bahasa yang lebih simple lagi, jika hasil suara pemilih A 600 juta suara, sementara B hanya 300 juta suara, belum tentu A menang menjadi presiden.
Ini semua karena adanya Electoral College.
Apa itu electoral college ?
Electoral college adalah sistem perhitungan jumlah suara yang didasari nilai keterwakilan sebuah negara bagian.
Setiap negara bagian memiliki nilai keterwakilan yang berbeda-beda. Misalnya electoral college Texas adalah 34, dan electoral college New York adalah 29.
Bagaimana Electoral College menentukan pemenang pemilu ?
Ambil contoh Ohio memiliki electoral college atau keterwakilan 18, artinya jika 2 kandidat semisal Prima dan Sofia bertarung sebagai calon presiden maka :
Jika di Ohio Prima mendapat jumlah suara lebih banyak dari Sofia, maka Prima mendapat poin 18, sementara Sofia 0.
Dengan adanya sistem electoral college ini, maka pemenang pemilu presiden di Amerika tidaklah merupakan representasi langsung suara mayorias pemilih.
Nilai maksimal electoral college adalah 538.
Ada 50 negara bagian di Amerika Serikat, namun hanya 11 negara bagian saja sudah mewakili 270 electoral college yaitu California (55 suara), Texas (38), New York (29), Florida (29), Illinois (20), Pennsylvania (20), Ohio (18), Michigan (16), Georgia (16). North Carolina (15), New Jersey (14),).
Artinya, jika Prima menang di 11 negara bagian yang disebut di atas, maka pemenang pemilu presiden dapat ditentukan meskipun Sofia menang di 39 negara bagian lainnya.
Untuk contoh nilai electoral collage tiap negara bagian bisa lihat gambar berikut :
Pada dasarnya, nilai electoral college setiap tahunnya tidaklah sama dengan tahun sebelumnya. Nilai electoral college ditentukan oleh banyaknya alokasi kursi Senat dan DPR yang dimiliki tiap-tiap negara bagian. Alokasi kursi Senat dan DPR sendiri bisa berubah berdasarkan populasi penduduk yang ditetapkan oleh sensus sepuluh tahunan.
Jadi menurut kalian lebih bagus sistem pemilu di Indonesia atau di Amerika ?
Kalau menurut penduduk Amerika sendiri, mereka iri dengan sistem pemilu ala Indonesia yang lebih dinamis dan lebih ke arah “Mayoritas = Menang”.
Bagaimana dengan kalian ?
Dapatkan akses unlimited game pembelajaran, video tutorial yang menarik, latihan soal dan ujian, video online, materi pelajaran yang bisa didownload dan dicetak, dengan menjadi member Premium kami. Daftar di sini