Seluruh rakyat Republik Indonesia berduka. Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden Ketiga Republik Indonesia, kemarin malam dikabarkan meninggal dunia di usianya yang ke 83, setelah perawatan intensif di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat sejak hari Minggu, 8 September 2019. Kita semua diajak mengenang kepergiannya dengan mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda dukacita.
B.J. Habibie, semasa hidupnya telah menjadi inspirasi bagi semua kalangan, khususnya Rakyat Indonesia. Rasa nasionalismenya selalu digaungkan sebagai contoh seorang anak bangsa yang kembali melayani rakyatnya setelah mengecap pendidikan dan bekerja di Negara Jerman. Bahkan pelayanannya untuk negara tidak berhenti saat masa jabatan Habibie sebagai presiden habis. Habibie tetap menjadi Bapak Bangsa yang pikiran dan pendapatnya menjadi inspirasi untuk Indonesia.
Habibie Muda yang Penuh Mimpi
Habibie muda tumbuh sebagai pemuda yang memiliki mimpi besar yaitu membuat pesawat buatan Indonesia, yang dihasilkan dari keringat rakyat, bukan hasil hutang. Mimpi ini didahului saat Ayahnya meninggal dunia ketika sedang salat. Ibu Habibie bersumpah ingin membesarkan anak-anaknya menjadi anak yang berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Sumpah inilah yang membawa Habibie pada mimpi yang harus ia wujudkan.
Pencapaian mimpi Habibie muda memang tak mulus. Semangatnya pernah surut manakala dihadapkan pada sebuah pembicaraannya dengan teman kerjanya semasa mengajar di Institut Teknologi Bandung. Lem Keng Kie pada saat itu mengatakan bahwa situasi Indonesia saat itu membutuhkan makan, butuh pendidikan, dan butuh hidup, bukan pesawat. Kecintaannya pada teknologi membuatnya kecewa bekerja di Indonesia. Ia pun memilih kembali ke Jerman dan berkarya di sana.
Habibie dan Ainun
Membicarakan Habibie, tak bisa lepas dari kisah dengan istri tercintanya, Hasri Ainun Besari. Mereka berdua adalah kawan semasa sekolah, yang akhirnya bertemu lagi dan jatuh cinta. Mimpinya yang pernah surut untuk memajukan tanah air, dibuat bangkit lagi setelah kehadiran Ainun pada hidupnya. Ainun menjadi ‘bensin’ bagi api semangatnya yang tak urung padam.
Habibie dan Ainun rupanya memiliki cita-cita yang sama dalam membangun negeri. Dalam sebuah pembicaraan semacam sebelum menikah, Ainun yang bekerja sebagai dokter muda, mengeluh tentang keadaan rumah sakit pemerintah yang minim stok obat sementara pasien yang terus bertambah. Ia bertanya pada Habibie tentang kesanggupannya menyediakan pesawat untuk menyelesaikan masalah itu. Habibie tanpa pikir panjang menyatakan akan bekerja keras demi cita-cita itu.
Gatotkaca: Perwujudan Mimpi Habibie
Setelah menikah dan hidup bersama istrinya di Jerman, Habibie memutuskan kembali ke tanah air setelah diminta Presiden Suharto untuk menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi. Habibie dipercaya untuk mengembangkan industri pesawat terbang lokal. Melalui Habibie, IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) pun lahir.
Kita pasti tak asing lagi dengan karyanya yaitu Pesawat N250 yang dinamainya Gatotkaca. Pada masa itu, Gatotkaca adalah satu-satunya pesawat turbo prob yang menggunakan teknologi fly by wire. Meski sempat ikut diterpa krisis ekonomi, ambisi Habibie pada pesawat dan teknologi tak padam. Habibie di masa senjanya masih mengembangkan N250 menjadi R80 pada tahun 2014.
Habibie tak hanya menjadi sosok inspiratif dengan mimpi besar, namun juga sosok nasionalis yang berjuang demi kemajuan bangsa. Kecintaannya pada teknologi menjadikannya pionir di Indonesia. Sosoknya yang kini telah terbang bersama pesawat-pesawatnya menjadi kenangan di hati kita, dan ‘bensin’ pada setiap mimpi anak bangsa, bahwa mimpi dan usaha tidak pernah sia-sia.
Selamat Jalan, Bapak B.J. Habibie. Terima Kasih atas semangat dan inspirasi untuk anak-anak Bangsa.
Dapatkan akses unlimited game pembelajaran, video tutorial yang menarik, latihan soal dan ujian, video online, materi pelajaran yang bisa didownload dan dicetak, dengan menjadi member Premium kami. Daftar di sini